Minggu, April 25, 2010

from milis kafe muslimah niih..

Jangan Ceroboh Memilih Jodoh
Indah suaranya, belum tentu elok rupanya. Semakin tinggi gelarnya, juga belum tentu tinggi ilmu agama atau akhlaknya

Kapan kalian menikah, kapan punya anak, kapan punya adik?” Demikian salah satu bunyi iklan KB di TV. Sudah menjadi fitrah, jika manusia memiliki rasa mencintai terhadap lawan jenisnya. Laki-laki mencintai wanita, begitu pula sebaliknya, wanita mencintai laki-laki.

Yang tidak fitrah, jika ia mencintai sesama jenis. Karena hal ini telah menjadi naluri, mau-tidak mau, ia pun harus memenuhi kebutuhannya. Kalau tidak, justru akan berdampak buruk pada diri sendiri, dan tentu saja terhadap keeksistensian manusia. Karena itu, biasanya, pertanyaan-pertanya an seperti iklan itu selalu hadir pada setiap orang, mana-kala ia telah mengalami cukup umur untuk itu.

Secara umum, semua orang pasti menginginkan pendamping yang mampu memberikannya kebahagiaan. Dan seiring dengan perkembangan zaman (teknologi dan informasi), berbagai acara dimunculkan sebagai media penghantar, yang memfasilitasi tercapainya tujuan tersebut. Sebagai contoh, acara gelar jodoh di sebuah stasiun TV semarak pengikut.

Ada juga, SMS jodoh. Tinggal ketik “REG (spasi) Jodoh dan kirim ke ….” Maka secara spontanitas, ciri/tipe pasangan yang cocok bagi pemirsa yang sedang berkelana mencari pasangan, akan muncul. Gaung bersambut, acara sejenis ini, banyak digandrungi oleh masyarakat Indonesia.

Pertanyaannya, benarkah cara-cara demikian akan menghasilkan pasangan yang akan memberi kebahagiaan seperti yang didamba-dambakan? Lalu, bagaimana sebenarnya tipe pasangan yang bisa menghantarkan kepada kebahagiaan hakiki itu?

Nikah Sebagai Ibadah

Islam adalah agama yang sempurna, yang mengatur kehidupan manusia secara proporsional, sehingga tidak satu pun ajaran yang telah ditetapkannya, kecuali membawa kemaslahatan bagi manusia itu sendiri. Sebagai makhluk biologis, sudah barangtentu mereka (manusia) membutuhkan pasangan hidup, untuk melampiaskan hasrat birahinya.

Dan demi kebaikan tatanan manusia, baik secara individu ataupun jama’ah, syari’ah atau sosial, Islam menganjurkan kepada bani Adam untuk menikah, sebagai sarana yang suci, yang diberkahi, dalam menyalurkan naluri biologisnya tersebut. Selain itu, ia juga menjadi sarana yang akan menjauhkan manusia dari perbuatan zina, yang mana tindakan tersebut telah diharamkan oleh Allah. "Janganlah kalian mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah perbuatan keji dan jalan yang paling buruk" (QS. Al-Israa':32) . Demikianlah ketegasan Allah, mengenai hubungan di luar nikah.

Anjuran untuk menikah, secara langsung difirmankan oleh Allah dalam Al-Quran, surat An-Nisa’ ayat 2, ”Maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi....”

Sedangkan dalam hadits, Rasulullah bersanda: “Hai para pemuda! Barangsiapa di antara kamu sudah mampu kawin, maka kawinlah; karena hal itu dapat menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan.” (HR. Bukhari)

Karena menikah adalah ibadah, oleh sebab itu proses menuju ke sana juga harus berlandaskan syari’at (silakan dibuka semua kitab fikih yang membahas tentang syarat dan rukun nikah). Tidak itu saja, untuk memastikan bahwa calon pasangan kita itu merupakan tipe orang yang akan membawa keselamatan bagi keluarga di dunia dan akhirat, maka kita harus memperhatikan, kemudian malaksanakan pesan Nabi mengenai kriteria calon pasangan hidup, yang dapat membawa angin keselamatan.

Sabda beliau, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Jabir, ”Sesungguhnya Nabi Shalallahu ’alaihi wassallama, bersabda ”sesungguhnya perempuan itu dinikahi orang karena agamanya, hartanya, dan kecantikannya; maka pilihlah yang beragama.” (Riwayat Muslim dan Tirmidzi)

Melalui sabdanya ini, beliau, Rasulullah, menjelaskan secara transparan bahwa dalam memilih calon pendamping hidup, siapapun dia, tiga alasan yang menjadi standar acuan seseorang mencari pendamping hidup; kecantikan/ketampan an, kekayaan, nasab (keturunan), dan agama.

Bagi mereka yang normal, tentu sangat mengharapkan kalau calon pasangannya itu, merupakan perpaduan dari tiga unsur ini. Siapa yang tidak bangga memiliki pendamping yang shaleh/shalehah, tampan/cantik, lagi tajir. Akan tergambar begitu indahnya mahligai rumah tangga masa depan, yang dibangun dengan berpondasikan keimanan, serta dihiasai oleh kecantikan dan kemewahan. Terbayang jelas di pelupuk mata, betapa indahnya surga dunia yang akan mereka lalui berdua bersama anak-anak keturunan mereka mendatang.

Masalahnya, manakah yang harus diprioritaskan, ketika kita ditemukan dengan mereka yang tidak memenuhi tiga standart di atas? Karena bukan sesuatu yang mudah, untuk menemukan tipe macam ini. Jawabannya, perhatikanlah kalimat terakhir dari sabda Nabi di atas, ”Maka pilihlah yang beragama”.

”Wanita itu dinikahi karena empat hal, karena hartanya, karena kecantikannya, karena nasabnya, karena agamanya. Maka pilihlah alasan menikahinya karena agamanya. Kalau tidak maka rugilah engkau,” demikian sabda Nabi.

Jelas sudah, seberapapun elok, cantik, tampan, paras calon pasangan kita, dan setinggi apapun gundukan permata dan berlian yang menumpuk di rumahnya, tetapi ketika nilai-nilai keagamaan tidak terpancar dari jiwanya, maka tetap agama menjadi prioritas utama.

Model pilihan macam ini harus kita hindari, sebab bisa jadi, wajah nan cantik/tampan bak sinar rembulan di tengah gelapnya malam, harta yang berlimpah ruah hingga tak terhitung jumlahnya, justru menjadi momok penghancur mahligai rumah tangga, karena kesombongan diri terhadap apa yang mereka miliki. Sungguh hamba sahaya yang hitam kelam lagi beriman, takut kepada Allah dan Rosul-Nya, lebih baik dari mereka tersebut.

Rasulullah mengingatkan kita melalui sabdanya:

”Janganlah kamu menikahi perempuan karena kecantikannya, mungkin kecantikan itu akan membawa kerusakan bagi diri mereka sendiri. Dan janganlah kamu menikahi karena mengharap harta mereka, mungkin hartanya itu menyebabkan mereka sombong, tetapi nikahilah mereka atas dasar agama. Dan sesungguhnya hamba sahaya yang hitam lebih baik, asal ia beragama,” (Riwayat Baihaqi)

Lebih tegas lagi, dalam sabdanya yang lain Rasulullah menjelaskan, ”Barang siapa yang menikahi seorang perempuan karena hartanya, niscaya Allah akan melenyapkan harta dan kecantikannya. Dan barang siapa yang menikahi karena agamanya, niscaya Allah akan memberi karunia kepadanya dengan harta dan kecantikannya.” (Al- Hadits)

Mereka Perhiasan Dunia

Kasus perceraian artis karena skandal perselingkuhan, sudah menjadi rahasia umum. Betapa sakitnya perasaan salah satu pihak, mengetahui kalau istri/suaminya, bergandengan mesra dengan orang lain. Hal tersebut tidak mungkin terjadi, sekiranya kedua belah pihak benar-benar faqih fiddien (faham agama).

Si suami, misalnya, tidak mungkin berselingkuh ketika ia bertugas di luar rumah, karena dia faham akan syari’at. Lebih-lebih, ketika ia mengingat, bagaimana si istri melayaninya dengan begitu baik, mendidik anak tanpa kenal lelah, menjaga harta dengan amanah, mengingatkan ketika dia lalai, memberi motivasi ketika semangat turun, dan sebagainya, dan sebagainya.

Pria/wanita yang menjadikan syariat sebagai landasan hidupnya, menjadi pegangan dalam bekerja di manapun berada. Selain itu, akan lebih mudah baginya, mendepak godaan dari luar. Bayangkan, sekiranya ada suami tak tunduk syariat, juga ada istrinya tidak bisa menjaga hijabnya, istri tidak taat kepada suami? Pasti kesempatan buruk sangat terbuka lebar. Dan contoh yang demikian itu, bisa kita ambil sampelnya dari kasus perceraian para selebritis.

Suami yang saleh --yang taat kepada Allah dan Rosul-Nya-- ia akan senantiasa menenangkan hati dan menentramkan jiwa istrinya. Begitu sebaliknya. Istri yang beriman, ia senantiasa menjaga harta dan dirinya di kala suami tak ada di rumah. Hal ini sejalan lurus dengan sabda Rosulullah, ”Sebaik-baik perempuan yang apabila engkau memandangnya, ia menyenangkanmu; dan jika engkau menyuruhnya, diturutnya perintahmu; dan jika engkau bepergian, dipeliharanya hartamu dan dijaganya kehormatanya.”

Betapa banyak artis yang lebih memilih “kembali ke panggung” untuk mencari ketenaran dibanding menjaga rumah-tangganya di rumah? Tak sedikit di antara mereka bahkan rela memilih cerai daripada kehilangan ketenaran yang pernah diraihnya.

Apakah tipe seperti ini yang sedang Anda cari? Tentu tidak. Lantas wanita yang bagaimanakah yang mampu mencerminkan sosok di atas ini? Tidak lain, hanya mereka yang faham akan agama, karena dengan faham agama, mereka akan mengerti akan tugas-tugas sebagai istri terhadap suami.

”Sebab itu maka wanita yang salehah ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri sepeninggal suaminya karena Allah telah memelihara,” terang Allah dalam surat An-Nisa’, ayat 34, mengenai keutamaan wanita salehah.

Trik Syar’i

Islam adalah agama yang memberi solusi. Begitu pula dengan permasalahan di atas. Al-Quran telah menyodorkan rahasianya kepada kaum muslimin, sehingga mampu mendapatkan pasangan, yang sesuai dengan kriteria di atas, tanpa harus melanggar syari’at, seperti, berkhalwat, dan sejenisnya. Lalu apa rahasianya?

Allah menerangkan dalam Al-Quran :

”Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji, untuk perempuan-perempuan yang keji pula (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik, untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untu perempuan-perempuan yang baik (pula)...... ....” (An-Nur 26).

Mustahil akan ditemukan yang saleh/salehah, jika seseorang mencarinya di tempat-tempat yang tidak baik dan dengan cara yang tidak diridai Allah dan Rasul-Nya. Pasangan yang mulia tak mungkin didapatkan dengan ramalan dukun, atau mengikuti anjuran TV dengan ikut reg_spasi. Akan lebih mudah dengan memperbaiki diri dengan sempurna mungkin, maka jodoh yang sempurna itu akan tiba. Dalam kata lain, jodohnya tergantung kepada kepribadiannya. Ketika kepribadiannya baik, maka, ia pun akan mendapatkan yang terbaik, ketika kepribadiannya buruk, ia pun akan mendapatkan yang setimpal.

Kesimpulannya, mencari pasangan hidup, bukan seperti seseorang yang membeli kucing di dalam karung. Sebab, indah suaranya, belum tentu elok rupanya. Semakin tinggi gelarnya, juga belum tentu tinggi ilmu agama atau akhlaknya. Sekali lagi, “Jangan ceroboh dalam mencari jodoh, sebab ia merupakan salah satu penentu dari kebahagiaan Anda!”

Wallahu 'alam bis-shawab.

from milis kafe muslimah niih..

Jangan Ceroboh Memilih Jodoh
Indah suaranya, belum tentu elok rupanya. Semakin tinggi gelarnya, juga belum tentu tinggi ilmu agama atau akhlaknya

Kapan kalian menikah, kapan punya anak, kapan punya adik?” Demikian salah satu bunyi iklan KB di TV. Sudah menjadi fitrah, jika manusia memiliki rasa mencintai terhadap lawan jenisnya. Laki-laki mencintai wanita, begitu pula sebaliknya, wanita mencintai laki-laki.

Yang tidak fitrah, jika ia mencintai sesama jenis. Karena hal ini telah menjadi naluri, mau-tidak mau, ia pun harus memenuhi kebutuhannya. Kalau tidak, justru akan berdampak buruk pada diri sendiri, dan tentu saja terhadap keeksistensian manusia. Karena itu, biasanya, pertanyaan-pertanya an seperti iklan itu selalu hadir pada setiap orang, mana-kala ia telah mengalami cukup umur untuk itu.

Secara umum, semua orang pasti menginginkan pendamping yang mampu memberikannya kebahagiaan. Dan seiring dengan perkembangan zaman (teknologi dan informasi), berbagai acara dimunculkan sebagai media penghantar, yang memfasilitasi tercapainya tujuan tersebut. Sebagai contoh, acara gelar jodoh di sebuah stasiun TV semarak pengikut.

Ada juga, SMS jodoh. Tinggal ketik “REG (spasi) Jodoh dan kirim ke ….” Maka secara spontanitas, ciri/tipe pasangan yang cocok bagi pemirsa yang sedang berkelana mencari pasangan, akan muncul. Gaung bersambut, acara sejenis ini, banyak digandrungi oleh masyarakat Indonesia.

Pertanyaannya, benarkah cara-cara demikian akan menghasilkan pasangan yang akan memberi kebahagiaan seperti yang didamba-dambakan? Lalu, bagaimana sebenarnya tipe pasangan yang bisa menghantarkan kepada kebahagiaan hakiki itu?

Nikah Sebagai Ibadah

Islam adalah agama yang sempurna, yang mengatur kehidupan manusia secara proporsional, sehingga tidak satu pun ajaran yang telah ditetapkannya, kecuali membawa kemaslahatan bagi manusia itu sendiri. Sebagai makhluk biologis, sudah barangtentu mereka (manusia) membutuhkan pasangan hidup, untuk melampiaskan hasrat birahinya.

Dan demi kebaikan tatanan manusia, baik secara individu ataupun jama’ah, syari’ah atau sosial, Islam menganjurkan kepada bani Adam untuk menikah, sebagai sarana yang suci, yang diberkahi, dalam menyalurkan naluri biologisnya tersebut. Selain itu, ia juga menjadi sarana yang akan menjauhkan manusia dari perbuatan zina, yang mana tindakan tersebut telah diharamkan oleh Allah. "Janganlah kalian mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah perbuatan keji dan jalan yang paling buruk" (QS. Al-Israa':32) . Demikianlah ketegasan Allah, mengenai hubungan di luar nikah.

Anjuran untuk menikah, secara langsung difirmankan oleh Allah dalam Al-Quran, surat An-Nisa’ ayat 2, ”Maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi....”

Sedangkan dalam hadits, Rasulullah bersanda: “Hai para pemuda! Barangsiapa di antara kamu sudah mampu kawin, maka kawinlah; karena hal itu dapat menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan.” (HR. Bukhari)

Karena menikah adalah ibadah, oleh sebab itu proses menuju ke sana juga harus berlandaskan syari’at (silakan dibuka semua kitab fikih yang membahas tentang syarat dan rukun nikah). Tidak itu saja, untuk memastikan bahwa calon pasangan kita itu merupakan tipe orang yang akan membawa keselamatan bagi keluarga di dunia dan akhirat, maka kita harus memperhatikan, kemudian malaksanakan pesan Nabi mengenai kriteria calon pasangan hidup, yang dapat membawa angin keselamatan.

Sabda beliau, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Jabir, ”Sesungguhnya Nabi Shalallahu ’alaihi wassallama, bersabda ”sesungguhnya perempuan itu dinikahi orang karena agamanya, hartanya, dan kecantikannya; maka pilihlah yang beragama.” (Riwayat Muslim dan Tirmidzi)

Melalui sabdanya ini, beliau, Rasulullah, menjelaskan secara transparan bahwa dalam memilih calon pendamping hidup, siapapun dia, tiga alasan yang menjadi standar acuan seseorang mencari pendamping hidup; kecantikan/ketampan an, kekayaan, nasab (keturunan), dan agama.

Bagi mereka yang normal, tentu sangat mengharapkan kalau calon pasangannya itu, merupakan perpaduan dari tiga unsur ini. Siapa yang tidak bangga memiliki pendamping yang shaleh/shalehah, tampan/cantik, lagi tajir. Akan tergambar begitu indahnya mahligai rumah tangga masa depan, yang dibangun dengan berpondasikan keimanan, serta dihiasai oleh kecantikan dan kemewahan. Terbayang jelas di pelupuk mata, betapa indahnya surga dunia yang akan mereka lalui berdua bersama anak-anak keturunan mereka mendatang.

Masalahnya, manakah yang harus diprioritaskan, ketika kita ditemukan dengan mereka yang tidak memenuhi tiga standart di atas? Karena bukan sesuatu yang mudah, untuk menemukan tipe macam ini. Jawabannya, perhatikanlah kalimat terakhir dari sabda Nabi di atas, ”Maka pilihlah yang beragama”.

”Wanita itu dinikahi karena empat hal, karena hartanya, karena kecantikannya, karena nasabnya, karena agamanya. Maka pilihlah alasan menikahinya karena agamanya. Kalau tidak maka rugilah engkau,” demikian sabda Nabi.

Jelas sudah, seberapapun elok, cantik, tampan, paras calon pasangan kita, dan setinggi apapun gundukan permata dan berlian yang menumpuk di rumahnya, tetapi ketika nilai-nilai keagamaan tidak terpancar dari jiwanya, maka tetap agama menjadi prioritas utama.

Model pilihan macam ini harus kita hindari, sebab bisa jadi, wajah nan cantik/tampan bak sinar rembulan di tengah gelapnya malam, harta yang berlimpah ruah hingga tak terhitung jumlahnya, justru menjadi momok penghancur mahligai rumah tangga, karena kesombongan diri terhadap apa yang mereka miliki. Sungguh hamba sahaya yang hitam kelam lagi beriman, takut kepada Allah dan Rosul-Nya, lebih baik dari mereka tersebut.

Rasulullah mengingatkan kita melalui sabdanya:

”Janganlah kamu menikahi perempuan karena kecantikannya, mungkin kecantikan itu akan membawa kerusakan bagi diri mereka sendiri. Dan janganlah kamu menikahi karena mengharap harta mereka, mungkin hartanya itu menyebabkan mereka sombong, tetapi nikahilah mereka atas dasar agama. Dan sesungguhnya hamba sahaya yang hitam lebih baik, asal ia beragama,” (Riwayat Baihaqi)

Lebih tegas lagi, dalam sabdanya yang lain Rasulullah menjelaskan, ”Barang siapa yang menikahi seorang perempuan karena hartanya, niscaya Allah akan melenyapkan harta dan kecantikannya. Dan barang siapa yang menikahi karena agamanya, niscaya Allah akan memberi karunia kepadanya dengan harta dan kecantikannya.” (Al- Hadits)

Mereka Perhiasan Dunia

Kasus perceraian artis karena skandal perselingkuhan, sudah menjadi rahasia umum. Betapa sakitnya perasaan salah satu pihak, mengetahui kalau istri/suaminya, bergandengan mesra dengan orang lain. Hal tersebut tidak mungkin terjadi, sekiranya kedua belah pihak benar-benar faqih fiddien (faham agama).

Si suami, misalnya, tidak mungkin berselingkuh ketika ia bertugas di luar rumah, karena dia faham akan syari’at. Lebih-lebih, ketika ia mengingat, bagaimana si istri melayaninya dengan begitu baik, mendidik anak tanpa kenal lelah, menjaga harta dengan amanah, mengingatkan ketika dia lalai, memberi motivasi ketika semangat turun, dan sebagainya, dan sebagainya.

Pria/wanita yang menjadikan syariat sebagai landasan hidupnya, menjadi pegangan dalam bekerja di manapun berada. Selain itu, akan lebih mudah baginya, mendepak godaan dari luar. Bayangkan, sekiranya ada suami tak tunduk syariat, juga ada istrinya tidak bisa menjaga hijabnya, istri tidak taat kepada suami? Pasti kesempatan buruk sangat terbuka lebar. Dan contoh yang demikian itu, bisa kita ambil sampelnya dari kasus perceraian para selebritis.

Suami yang saleh --yang taat kepada Allah dan Rosul-Nya-- ia akan senantiasa menenangkan hati dan menentramkan jiwa istrinya. Begitu sebaliknya. Istri yang beriman, ia senantiasa menjaga harta dan dirinya di kala suami tak ada di rumah. Hal ini sejalan lurus dengan sabda Rosulullah, ”Sebaik-baik perempuan yang apabila engkau memandangnya, ia menyenangkanmu; dan jika engkau menyuruhnya, diturutnya perintahmu; dan jika engkau bepergian, dipeliharanya hartamu dan dijaganya kehormatanya.”

Betapa banyak artis yang lebih memilih “kembali ke panggung” untuk mencari ketenaran dibanding menjaga rumah-tangganya di rumah? Tak sedikit di antara mereka bahkan rela memilih cerai daripada kehilangan ketenaran yang pernah diraihnya.

Apakah tipe seperti ini yang sedang Anda cari? Tentu tidak. Lantas wanita yang bagaimanakah yang mampu mencerminkan sosok di atas ini? Tidak lain, hanya mereka yang faham akan agama, karena dengan faham agama, mereka akan mengerti akan tugas-tugas sebagai istri terhadap suami.

”Sebab itu maka wanita yang salehah ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri sepeninggal suaminya karena Allah telah memelihara,” terang Allah dalam surat An-Nisa’, ayat 34, mengenai keutamaan wanita salehah.

Trik Syar’i

Islam adalah agama yang memberi solusi. Begitu pula dengan permasalahan di atas. Al-Quran telah menyodorkan rahasianya kepada kaum muslimin, sehingga mampu mendapatkan pasangan, yang sesuai dengan kriteria di atas, tanpa harus melanggar syari’at, seperti, berkhalwat, dan sejenisnya. Lalu apa rahasianya?

Allah menerangkan dalam Al-Quran :

”Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji, untuk perempuan-perempuan yang keji pula (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik, untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untu perempuan-perempuan yang baik (pula)...... ....” (An-Nur 26).

Mustahil akan ditemukan yang saleh/salehah, jika seseorang mencarinya di tempat-tempat yang tidak baik dan dengan cara yang tidak diridai Allah dan Rasul-Nya. Pasangan yang mulia tak mungkin didapatkan dengan ramalan dukun, atau mengikuti anjuran TV dengan ikut reg_spasi. Akan lebih mudah dengan memperbaiki diri dengan sempurna mungkin, maka jodoh yang sempurna itu akan tiba. Dalam kata lain, jodohnya tergantung kepada kepribadiannya. Ketika kepribadiannya baik, maka, ia pun akan mendapatkan yang terbaik, ketika kepribadiannya buruk, ia pun akan mendapatkan yang setimpal.

Kesimpulannya, mencari pasangan hidup, bukan seperti seseorang yang membeli kucing di dalam karung. Sebab, indah suaranya, belum tentu elok rupanya. Semakin tinggi gelarnya, juga belum tentu tinggi ilmu agama atau akhlaknya. Sekali lagi, “Jangan ceroboh dalam mencari jodoh, sebab ia merupakan salah satu penentu dari kebahagiaan Anda!”

Wallahu 'alam bis-shawab.

Splendid or split?...

Apa tuh artinya splendid?? cek di kamus aja deh kapan hari.

Aku mo nulis tentang temen2 ku yang sedang berpencar di bumi Allah,
Ku mulai dari diriku sendiri deh,,
Ceritanya aku kan uda resmi officially pindah ke Pulpis,
Begini lah rasanya pindahan..
Kadang masih berasa sepi.. tapi sebenarnya kehangatan itu ada di hati..
Jadi, ga perlu nyari2 alasan deh tynn buat kamu ngeles kesepian.. hehe..

Yang Kedua,
Temenku Merry, Pindahan ke Samarinda, Ngekos juga tu anak,
Duuh kosnya harganya pake mahal lagi... hehehe.. pusing mikirin tu anak..
Semoga aja dia betah tinggal di Samarinda..
Soalnya pekerjaannya yang tetap sekarang ada di sana..
Always keep contact ya sist.. soalnya dia pake Xl juga sih.. hehehe..

Yang Ketiga,
Mba Tari, Pindahan juga Ke Pontianak, dalam rangka mengikuti suami tugas bekerja di Pontianak.
Hmm.. Mba Tari and mas Di2, semangat ya!! Jalanin bisnis komiknya semoga lancar dan sukses..
Dan juga Semoga Betah tinggal di sana yaa...

Yang Keempat,
Mas Adib, tau2 bilang, non.. aku mo ke Sby lagi ni..
Halloo... sepertinya semua orang punya kesibukan ya?? hehe.. aku hanya bisa mendukung kalian semua deh dengan doa dan harapan, smoga baik2 saja di tempat baru

Yang Kelima,
Mba Atju, Pindahan juga ke Kuala Kurun,
Busyet, bahkan lebih jauh lagi daripada aku..
Murni karena masalah pekerjaan.. dan pekerjaannya keren banget, hehe.. bener2 memotivasi diriku untuk terus berjuang dan berusaha..
Secara, kalo ga kerja, apa lah yang bisa diberikan untuk pasukan perut ku dan anak buahnya... hehe..

Yang Keenam,
Bapak Agus, eeh,, jangan bilang2 ya kalo aku pindahan ke ..... sana???
Haa?? ok2 pak.. wah, sekarang uda ga di Banjarmasin lagi ya? gimana mo laporan pajak nih?? hehe.. sotoy deh tynn..

Yang Ketujuh,
Ka Ika and family, tynn kita mo pindahan ke Jogja,, ntar kamu kalo ke Jogja, maen2 ya ke rumah kita? hehe.. murah meriah kok kalo liburan ke sana??
Ntar langsung aja hubungi mba ika ya??
Oh? Ok2.. take care ya mba..

Oke guys, semua nya yang sedang on position tuk menggapai impian, ataupun sedang bekerja dan lain-lainnya..
Semoga semuanya lancar aja yaa.. dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin...

Tips dari tynn kalo lagi penyesuaian diri di kota atau di kampung orang mah,
Berbaur aja.. hehehehe.. and enjoy every moment you have..
And always smile..
It can help you to determine where and who you are....
Just be nice...

Happy moving all of my friends..

Sabtu, April 24, 2010

Amnesia??

Sabtu, 24 April 2010

Whaa, ini kejadian unik banget sih..
Kenapa aku bilang unik, habisnya rada gimana gituuuh...

Awal ceritanya, aku ngsms temenku, kok ga pada ngapel siang? hayooo ni anak pada mbolos kemana yaks?? hihihi soalnya aku punya kepentingan ni ma dia..

Ya sudah, dicari clingak clinguk ga nemu, ya di sms aja tu anak, eee ternyata dia nyangkut di suatu tempat, yang bikin dia ga bisa ngapel siang.
Singkat cerita, dia lagi bantuin ada cewek yang kecelakaan, trus ditolongin, dan ternyata dia lupa siapa dirinya?? whooa.... hihihi persis di sinetron2 prime time niih..

Jadi, ampe jam makan siang, dia masih bantuin tu anak, nganterin ke rumah sakit, juga nganterin motornya ke bengkel.. Duuh, baik nya temenku itu... hehehe.. siapa dulu dong temennya... akuuu... hehehe...

Saking penasarannya aku ma kondisi ni anak, jadilah niatan besuk ke rumah sakit. Dan tentu aja ku samperin beneran, insyaAllah semua mah tergantung niat.. hehe..

Janjian deh kita ketemuan di depan kantor depag, trus baru bareng ke rumah sakit.
Dan setibanya di rumah sakit, ni anak uda sadar dan ternyata mengeluhkan AC yang ga ada, hehe.. soalnya emang lagi panas sih disini..
Duuh, AC nya mana ya?? Panas banget?? Kipas Angin juga ga ada??

Hihihi.. sepertinya dia udah baikan, dalam hati ku sih..

Ternyata dia mahasiswi PTN di Banjarmasin, baru aja semester dua, dia lupa tujuannya, dari mana mo kemana, dan kenapa juga ampe jatuh, trus ga sadar, trus lupa diri dan ga inget kejadian yang menimpanya.

Amnesia ringan?? hehe.. itu sih dugaanku dan temen-temenku..
Tapi bersyukurnya ni anak tangguh banget, hehe,, udah badannya beset-beset, ga luka parah banget sih, katanya cuman pusing dikit.. hehe.. dia mengulang-ulang pertanyaan yang sama ke aku, selama 5 menit berada di ruangan itu, sampe kurang lebih 7kali dengan pertanyaan yang sama.

Hehehe.. aku mah senyum-senyum aja..
Kenapa aku bisa di sini ya mba? Gimana aku jatuh?? aku ga di tabrak orang kan?? trus siapa yang bawa aku ke sini?? dimana posisi aku jatuh mba??

Kebingungannya nampak jelas, tapi ga lama kemudian, pacarnya datang deh dari Palangka, woow,, lumayan juga kan jaraknya Palangka dengan tempat kejadian..

Dan berakhir dengan damai deh ceritanya..
Ntar deh dilanjutin lagi, gimana seterusnya setelah dia pulang.
Soalnya aku langsung cabut aja setelah ber haha hihi bareng teman disana.

Pelajaran hari ini untuk tynn :
Hati-hati berkendara.
Kalo perlu pelan-pelan sajaaa... hehehe...
Bawa Kartu Identitas, Bawa HP, dan Bawa Duit...

Oke Guys.. untuk yang sedang dalam perjalanan,
Ingat-ingat, keluarga menanti anda di rumah.
Waspadalah Waspadalah..

Forrest Gump ala tynn imutz...

Selasa, 20 April 2010

Aku mencoba praktek buat jogging di pagi hari..
Ahai.. sepertinya aku terinspirasi dari artikel koran yang aku baca nih..

Diantaranya adalah :

Tiap pagi rata-rata penduduk Amerika melakukan aktivitas olahraga lari ini secara teratur.
Selain menyehatkan olahraga ini efisien dan murah meriah.. hehe.. modalnya Cuma satu, keinginan kuat buat melangsingkan tubuh dan membakar lemak.. wkwkwkw… itu aja dah cukup buat aku untuk bangun lebih pagi dan lari di sekitar area tempat ku tinggal.

Bener deh, yang ku dapatkan rasa segar udara pagi yang jarang banget aku nikmati, habisnya bangun selalu kesiangan.. hihihi..

Selain itu, orang-orang masih berada di rumah, jadi bebas deh mo ngapain aja di jalan raya.

Oke, pertama ku mulai dari jalan-jalan kecil, trus dilanjutkan dengan lari2 kecil,, hehe.. sekitar 15 menit lari, yang ada mah langsung ngos-ngosan, keringatan, dan pegel, salah kali ya caranya?? Hihihi.. trus jalan kaki aja dah.. hehe.. mayaan banget buat badanku yang semakin melar karena kebanyakan tidur..

Ini komitmen terbaru ku, buat jogging tiap pagi.
Hidup titin…
Olahraga buat sehat dan bikin otak cerdas.
Hihihi…
Faktanya… pagi berikutnya uda ku set tiga alarm di jam yang berbeda, supaya mengingatkan aku untuk lari pagi, ternyata dengan sukses aku matikan dengan kejam. Buyar buyar… bubrah kabeh rek…

Travelling to Bdj...

Sabtu, 17 April 2010

Aku n friends memutuskan untuk melakukan kunjungan ke Banjarmasin, cihaaaa…

Aku suka Banjarmasin. Baru nyadar niiih setelah beberapa lama meninggalkan kota ini, baru deh rasanya ada yang lain. Apa sih bedanya dengan tempat2 lain??
Sebenarnya ga banyak bedanya, hanya suasana hati dan mood aja yang bisa bikin kangen sama Banjarmasin.

Oiya, balik lagi ke perjalananku ke Banjarmasin dengan dua temen ku, rencana nya sih jalan-jalan cuci mata, hehehe…
Berasa tajir nih.. tapi hanya sebentar aja loh..

Lanjut deh, perjalanan lancar, aku di bonceng ma yenz, hehe secara aku nebeng dia ke sananya, soalnya aku sekalian mo angkut barang buat pindahan,
Trus nyampe rumah, langsung deh go to mall, hiyaa… hehehe… just win-shop aja,, ga mungkin la borong2 juga, apaan coba?? Hehe..

Ternyata, melelahkan ya keliling2 muter2 liat barang2 bagus, tapi ga jadi beli. Hehe.. karena aku mah, susah memutuskan untuk membeli sesuatu yang baru,, rada gimana gitu?

Tapi akhirnya aku beli dvd juga mumpung gi diskon, hihihi.. akhirnya aku salaman dengan yenz.. hehe. Soalnya ni gadget pertama yang aku beli dengan tanganku sendiri. Huahahaha…

Rencananya ntar kalo dah di rumah, mo nonton drama korea ampe nangis Bombay dah… hiks hiks tersedu2 gitu…

Ok, belanjaan udah, ga banyak, tenang boo!!

Kemudian, lanjut deh pulang ke rumah karena uda tutup tu mall terbesar di Banjarmasin. Hihihi… ampe rumah, tidur numpuk deh.. betiga.. soalnya pengen tidur di depan tivi.

Ternyata my sista, yenz langsung sakit deh, mungkin gara2 kelamaan jjs ga keruan, subuh jam 3an dia muntah-muntah. Hduuh panic deh,… sampe pagi baru bisa dia lanjut tidur, itu juga masih lemes2 gitu.
Udah habis tu ga kerasa waktu uda siang aja,
Mas defy dah dateng bawa mobilnya buat angkut barang. Hehe.. ini dia nih azas tolong menolong yang berakhir menyenangkan.. hehe.. jadi malu, suka ngerepotin mas defy..

Thanks to mas defy nih, akhirnya aku bisa bawa tivi dan segala pernak pernik di rumah sono buat pindahan.
Ok, sukses deh buat aku… hihihi..

O my blog…

Kamis, 22 April 2010
Hai there..

O my blog…
Hai hai..
Aduuuh maaf ya.. diriku ga pernah nulis2 lagi disini..
You know laa,.. secara aku sibuk banget…
Cuih… hihihi.. sibuk tidur aja…

Ga terhitung banyaknya waktu yang ku gadang2 buat bisa nulis lagi di blog. Tapi ternyata, seperti biasa kemalasan yang sering dateng deh…

Oiya, selain factor kemalasan dari human error nya titin, yang ada mah, cuaca juga ga mendukung buat aku pergi ke luar rumah sesudah pulang kerja.
Yup, bener deh factor climate change ini udah mulai stabil mengganggu aktivitas kesoreharian ku,, ckckck… aku terdengar suka mengeluh ya??

Seperti biasa, hari kemarin aku niatkan untuk go online, but ternyata, sore hari ujaan deras plus petir dan guntur yang menggelegar. Hiiy, bikin sport jantung aja.. kalo di foto mah hayu aja, tapi kalo kena blitz petir mah, naudzubillah deh… hiiy…


Februari,
Maret,
April,

Woow.. uda tiga bulan nih aku ada di tempat baru, yahh ternyata, not bad! Not bad at all. Apa artinya aku kerasan dan betah? Bener bangets… aku betah berada di sini. Asalkan ada listrik dan bisa online, it’s ok dimanapun aku berada, karena temen2ku selalu stay tune untuk mendengarkan curhat ku, ataupun bercurhat-curhatan yang ga penting dan sok penting dengan ku. Begitulah…

Di sini, ada satu view favoritku..
Di dekat siring.. pemandangan ketika pagi yang lagi berkabut sangat indah, menyegarkan..
Dan ketika di senja hari, pemandangan langit senja dan temaram, bikin suasana hati jadi mellow dan mewek teruss.. hehe.. kalo diriku beruntung, daku bisa melihat pemandangan matahari turun ke peraduannya,, tapi ga boleh lama2 ya memandang ke seberang sungai sana, takutnya ada yang nempel gitu?? Hiiy… serem.. dikira melamun, padahal sedang bertafakur dan bersyukur atas nikmat Allah SWT yang menciptakan alam semesta.

Oiya, aku juga baru nyadar, pas malam hari, ketika mati lampu, di langit sini banyaaaaaaaaak banget bintangnya… mengingatkan ku tentang pemandangan langit di malam hari di kampung halamanku. Ketika ku dongakkan kepala ke atas, yang ada bintang kerlap kerlip bertaburan di angkasa.. sepertinya kehidupan malam di langit sangat penuh dan sibuk.. hehe.. sotoy ya? 

Begitulah sedikit cerita dan kesan ku tentang suasana hati yang kadang tak menentu.

Kamis, April 22, 2010

Mengukur Diri

Apr 17, '10 7:39 AM
for everyone

Beberapa menit lagi adzan Isya' berkumadang, segera mempercepat langkah. Lumayan, jarak tempat saya tinggal dengan Masjid bisa menghabiskan minum satu gelas. Menyusuri sepanjang jalan yang penuh dengan penjual di kanan dan kirinya. Kebisingan dan kesemrawutan kota yang sangat teramat biasa dengan gumulan suara kendaraan, transaksi jual-beli dan lalu lalang para pejalan kaki. Hanya saja, saya yang masih belum terbiasa meski itu bukanlah hal yang baru.

Sebuah kejadian selintas yang memberikan kesan dan mampu mencuri perhatian terjadi. "Tek!" Pas mata kami bertatapan dalam posisi berlawanan. Entah kenapa, ada perasaan mendalam yang begitu terasa dengan pagutan mata selintas itu.

Pada langkah yang kian cepat, konsent saya kini bukan ke masjid lagi, tapi pada seorang lelaki cilik berkaos kuning dan celana pendek lusuh, dengan panggulan kantong gandum besar berisi botol bekas dan "barang-barang berharga" lainnya. Saya taksir usianya sekitar tujuh atau delapan tahun. Mengembarakan pikiran padanya, bagaimana kehidupan bocah itu sepuluh tahun lagi, akankah dia tetap begitu? Ah... Allah penentu segala nasib.

Ada kesyukuran menyeruak dari diri, dengan takdir yang lebih baik teranugerahkan.

"Takdir yang lebih baik?"

Saya mencoba me-review kalimat yang baru saja terdetik di hati. Takdir yang lebih baik, takdir yang lebih beruntung. Benarkah pada hakikatnya demikian? Bukankah Allah itu maha adil. Lalu atas dasar apa seseorang merasa bernasib lebih baik atau lebih beruntung? Dan benarkah demikian?

Teringat untaian nasehat dari sebuah kajian, bahwa anak kecil itu bersih, tanpa dosa. Jika saja saat itu, ketika kami berpapasan Allah mentakdirkan ada kendaraan yang menyerempet kami berdua dan meninggal. Maka pertanyaannya kemudian, siapakan yang lebih berpeluang ke surga, pun siapakah yang lebih berpeluang ke neraka? Anak itu yang masih bersih meski mungkin malam itu dia tidak menunaikan shalat isya', meski memiliki keterbatasan ilmu dalam kefakiran, atau saya yang jelas-jelas sudah baligh meski sholat lima waktu terpenuhi, meski sudah tarbiyah dalam hitungan tahun?

Pada kenyataannya, jika pada akhirnya hal itu benar-benar terjadi, maka dalam pandangan Allah, anak itu jauh lebih baik, jauh lebih bersih dan jauh lebih berhak mendapatkan surgaNya. Lalu, apa yang bisa dibanggakan sekarang? Dari seorang saya yang selintas lalu merasa memiliki takdir yang jauh lebih baik. Adalah Allah swt, Dzat yang maha mengetahui, telah membagi-bagi takdir sesuai porsi dan takaran setiap insan.

Dua jempol untuk lelaki kecil berkaos kuning dan celana pendek lusuh, karena tidak mungkin dia ditakdirkan demikian saat ini, kecuali dia adalah sosok bocah dengan jiwa yang kuat.

***

RF_Kota kembang, 16 April 2010
*pic, taken from : http://farm1. static.flickr. com/100/29906174 7_ed7402d6f9_ b.jpg

Sayang deh kalo ga di upload di blog.. :D

Umur yang mencair seperti es

Cepat sekali waktu berlalu. Mengalir tak pernah berhenti. Jam demi jam, menit demi menit, detik demi detik, bergerak.

Waktu tak dapat ditunda, tak dapat ditahan dan tak mungkin ada yang mampu mengulang. Itu artinya, usia kita pun berkurang. Kita... semakin dekat ke liang lahat.


Saudaraku, entah, apakah pertambahan dan perguliran waktu itu, berarti mendekatkan diri kita pada kenikmatan surga. Atau mendekatkan kita pada kesengseraan neraka. Nauzubillah. ...

Rasul saw. Menyifatkan cepatnya perjalanan waktu kehidupan seperti perjalanan seorang musafir yang hanya sejenak berhenti di bawah pohon di tengah perjalanan yang amat panjang. Para ulama juga banyak menguraikan ilustrasi tentang hidup yang amat singkat ini. "Umurmu akan mencair seperti mencairnya es, " kata Imam Ibnul Jauzi. (Luthfu fil Wa'z, 31)



Saudaraku, sahabatku,
Semoga Allah memberkahi sisa usia kita, Permasalah terbesar setiap orang adalah ketika kecepatan umur dan waktu hidupnya tidak seiring dengan kecepatannya untuk menyelamatkan diri dari penderitaan abadi di akhirat. Ketika, usia yang sangat terbatas itu tidak berfungsi sebagai pelindung diri dari beratnya adzab dan siksa Allah swt. Di saat, banyaknya hembusan dan tarikan nafasnya tak sebanding dengan upaya dan jihadnya untuk terhindar dari lubang kemurkaan Allah. Ketika, jumlah detak jantung dan aliran darah yang di pompa di dalam tubuhnya, tak sebanyak gerak dan tingkahnya untuk menjauhi berbagai kemaksiatan yang dapat memunculkan kesengsaraan akhirat.

Saudaraku,
Sesungguhnya jiwa kita adalah milik Allah dan kepada-Nya lah jiwa ini akan kembali....
Suasana hati seperti inilah yang perlu kita tumbuhkan. Adakah di antara kita yang tidak mempunyai dosa? Atau merasa mampu menebus kotoran dan dosa yang telah dilakukan selama puluhan tahun usia yang telah lewat? Tentu tidak. Perasaan kurang, merasa banyak melakukan kemaksiatan, lalu menimbulkan penyesalan adalah bagian dari pintu-pintu rahmat Allah yang akan mengantarkan kita pada taubat. Suasana hati seperti inilah yang akan mendorogng pemilikinya bertekad mengisi hari dengan amal yang lebih untuk menebus kesalahan yang lalu.

Saudaraku, mari menangguk pahala, meraih rahmat dan ampunan Allah sebanyak-banyaknya sekarang juga. Perbanyaklah dzikir, bersedekah, berjihad dan beramal shalih.....Tak ada kata terlambat untuk melakukan kebaikan. Sekarang dan jangan tunda-tunda lagi niat baik kita.... Semoga Allah meneguhkan kekuatan kita untuk melakukan kebaikan yang kita niatkan...
Amiiin.

ijin share ; mulyono dilivio

My bizniz

banner daftar

Find this

Follow Me