Selasa, November 27, 2012

Hobi Travelling

Ada yang hobinya jalan-jalan?
Disini di bisnis oriflame online via d'bcn ada semua tuh buat para penggemar travelling.
Secara kan travelling sekarang sudah jadi gaya hidup modern ya..
Ketika rutinitas dan kesibukan telah mengganggu waktu anda, saatnya tuh perlu travelling.
Sekedar menghilangkan stress dan juga penat terjebak dalam rutinitas.

Bagi yang hobi travelling, bisa mulai dari jalan-jalan di daerah dulu ya?
Misalkan wisata ke daerah yang ada pantainya?
daerah wisata yang banyak pilihan kulinernya, yaitu wisata kuliner.
Atau kalau mau wisata bareng keluarga yang simple misalkan pilihannya hotel yang ada kolam renangnya, yang bisa buat bersenang-senang mandi berenang.

Apapun rencana jalan-jalan Anda, harus diingat ya untuk membawa perbekalan seperti obat-obatan terutama bagi para pemabok seperti saya, Anda harus siapkan Antimo, Antangin JRG, minyak kayu putih, balsam, obat sakit kepala Saridon, hehe.. sama obat maag, jangan lupa juga pembalut.

Nah, kalo uda selesai liburan harus semangat recharge energi ya, trus kerja keras lagi buat keluarga yang menyayangi kalian.
Kalau mau jalan-jalan gratisan, bisa di klik web inih.. 
jalan-jalan gratis dsnii,,

Sambil jalan-jalan sambil bisnis juga..
Semangadd yaa..

Senin, Oktober 01, 2012

Hobi is Business

Hai teman-teman..
Lama tak menyapa via tulisan di blog ini..
Bukannya saya malas atau sibuk, saya hanya lupa.. Nah berarti to do list tak pernah saya buat.
Akhirnya blog saya ini terabaikan.
Saya sering jalan-jalan atau blogwalking ke temen-temen yang blognya uda pada ramai dan bersinar, ya sekedar untuk nambah pengetahuan dan bahan bacaan juga sih..

Sekarang ini di sela-sela kesibukanku, ada lagi pekerjaan yang membutuhkan tenaga dan waktu. Apaan sih? Ini adalah masalah hobi yang sudah aku kerjakan semenjak beberapa minggu terakhir.

Penasaran ya?
hihi.. Saya sekarang sedang belajar berkebun..
Tau ndak, ternyata pekerjaan berkebun itu benar-benar menyenangkan. Selain perlu perhatian lebih ekstra, juga menyita waktu dan tenaga.
Berdasarkan pengalaman ini, saya uda jarang banget nawar dagangan di pasar kalo soal sayur dan buah2an.. Kasian soalnya nanamnya susah dan bercucuran keringat.

Kenikmatan yang diperoleh ketika berkebun adalah ketika tanaman yang kita tabur, telah bertunas dan muncul daunnya.. Wuih rasanya seperti sesuatu!!
Kemudian kita juga perlu untuk merawat dan memupuknya serta menyiram tanaman agar tanaman dapat tumbuh dengan subur.

Filosofi berkebun ini sangat cocok dengan bisnis online yang sedang saya perjuangkan untuk bertumbuh. Iya apalagi kalo bukan bisnis online Oriflame, dimana sekarang sudah banyak milyarder muda berprestasi yang tercetak dari menjalankan bisnis Oriflame via d'BCN.

Downline merupakan amanah yang harus dijaga, dirawat bahkan diberikan keterampilan untuk bertumbuh kembang agar mereka juga mampu menerapkannya ke jaringan di bawahnya. Dengan sistem online yang canggih, setidaknya kita dapat bekerja dari rumah hanya dengan menggunakan koneksi internet.

Untuk itu, saya akan memperlakukan bisnis saya sepenuh hati, agar bisa berkembang dan bertumbuh dengan memberikan manfaat dan hasil bagi yang menjalankannya. Hidup Bisnis Oriflame...
d'BCN Rocktober ini saya maunya maksimal... dengan doa dan usaha..
Semangaaadddd!!!
http://www.dbc-network.com/daftar.php?id=tynnimutz

Selasa, April 17, 2012

Ramadhan ini...


Setelah bulan Ramadhan berlalu, orang akan terbagi menjadi beberapa bagian, namun secara garis besarnya mereka terbagi dua kelompok:

Kelompok yang pertama:
Orang yang pada bulan Ramadhan tampak sungguh-sungguh dalam ketaatan, sehinggga orang tersebut selalu dalam keadaan sujud, shalat, membaca Al-Quran atau menangis, sehingga bisa-bisa anda lupa akan ahli ibadahnya orang-orang terdahulu (salaf).

Anda akan tertegun melihat kesungguhan dan giatnya dalam beribadah. Namun itu semua hanya berlalu begitu saja bersama habisnya bulan Ramadhan, dan setelah itu ia kembali lagi bermalas-malasan, kembali mendatangi maksiat seolah-olah ia baru saja dipenjara dengan berbagai macam ketaatan kembalilah ia terjerumus dalam syahwat dan kelalaian. Kasihan sekali orang-orang seperti ini.

Sesungguhnya kemaksiatan itu adalah sebab dari kehancuran karena dosa adalah ibarat luka-luka, sedang orang yang terlalu banyak lukanya maka ia mendekati kebinasaan. Banyak sekali kemaksitan-kemaksiatan yang dapat menghalangi seorang hamba untuk mengucap "La ilaha illallah" ketika sakaratul maut.

Setelah sebulan penuh ia hidup dengan iman, Al-Quran serta amalan-amalan yang mendekatkan diri kepada Allah, tiba-tiba saja ia ulangi perbuatan-perbuatan maksiatnya di masa lalu. Mereka itulah hamba-hamba musiman mereka tidak mengenal Allah kecuali hanya pada satu musim saja (yakni Ramadhan), atau hanya ketika di timpa kesusahan, jika musim atau kesusahan itu telah berlalu maka ketaatannyapun ikut berlalu.

Kelompok yang kedua:
Orang yang bersedih ketika berpisah dengan bulan Ramadhan mereka rasakan nikmatnya kasih dan penjagaan Allah, mereka lalui dengan penuh kesabaran, mereka sadari hakekat keadaan dirinya, betapa lemah, betapa hinanya mereka di hadapan Yang Maha Kuasa, mereka berpuasa dengan sebenar-benarnya, mereka shalat dengan sungguh-sungguh. Perpisahan dengan bulan Ramadhan membuat mereka sedih, bahkan tak jarang di antara mereka yang meneteskan air mata.
Apakah keduanya itu sama? Segala puji hanya bagi Allah! Dua golongan ini tidaklah sama, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: "Katakanlah; Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaan masing-masing .." (Al-Isra': 84).

Para ahli tafsir mengatakan, makna ayat ini adalah bahwa setiap orang berbuat sesuai dengan keadaan akhlaq yang sudah biasa ia jalani.

Barang siapa berpuasa siang hari di bulan Ramadhan dan shalat di malam harinya, melakukan kewajiban-kewajibannya, menahan pandangan-nya, menjaga anggota badan serta menjaga shalat jum'at dan jama'ah dengan sungguh-sungguh untuk menyempurnakan ketaatannya sesuai yang ia mampu maka bolehlah ia berharap mendapat ridha Allah, kemenangan di Surga dan selamat dari api Neraka. Orang yang tidak menjadikan ridha Allah sebagai tujuannya maka Allah tidak akan melihatnya.Jangan seperti orang yang merusak tenunan yang kuat hingga bercerai berai
Hati-hatilah, jangan seperti seorang wanita yang memintal benang (menenun) dari kain tersebut ia bikin sebuah gamis atau baju. Ketika semuanya telah usai dan nampak kelihatan indah, maka tiba-tiba saja ia potong kain tersebut dan ia cerai beraikan, helai-demi helai benang dengan tanpa sebab.

Berhati-hati jualah Anda! jangan sampai seperti seorang yang diberi oleh Allah keimanan dan Al-Quran namun ia berpaling dari keduanya, dan ia lepaskan keduanya sebagaimana seekor domba yang dikuliti, akhirnya ia masuk keperngkap syetan sehingga jadi orang yang merugi, orang yang terjerumus di dalam jurang yang dalam, menjadi pengikut hawa nafsunya, Naudzu billah mindzalik.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, artinya: "Dan bacakanlah kepada mereka berita kepada orang yang telah kamu berikan kepadanya ayat-ayat Kami, kemudian mereka melepaskan diri dari ayat-ayat itu lalu dia diikuti oleh syetan sampai ia tergoda, maka jadilah ia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami menghendaki sesunguhnya Kami tinggikan derajatnya dengan ayat-ayat itu. Tetapi ia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannnya seperti anjing, jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya, dan jika kamu membarrkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikianlah perumpa-maan orang yang mendustakan ayat-ayat Kami maka ceritaklah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir." (Al-A'raaf: 175-176).

Amal yang paling dicintai oleh Allah, Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam pernah ditanya: Amalan apa yang paling di sukai Allah? Beliau menjawab: "Yakni yang terus menerus walaupun sedikit".

Aisyah radhiyallah 'anha ditanya: Bagaimana Rasulullah mengerjakan sesuatu amalan, apakah ia pernah mengkhusus-kan sesuatu sampai beberapa hari tertentu, ia menjawab: "Tidak, namun Beliau mengerjakan secara terus menerus, dan siapapun diantara kalian hendaknya ia jika mampu mengerjakan sebagaimana yang di kerjakan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam .

Hadits ini memberikan beberapa pelajaran, antara lain:
  • Hendaknya, seluruh kebajikan kita laksanakan secara keseluruhan tanpa pilih-pilih menurut kemampuan kita dan dikerjakan secara rutin.
  • Tengah-tengah dalam beribadah (sedang-sedang), dan menjauhi segala bentuk berlebihan, agar jiwa selalu bersemangat dan lapang, maka dengan ini akan tercapai segala tujuan ibadah, dan sempurna dari berbagai segi.
  • Supaya rutin dalam beramal, suatu amalan meskipun sedikit jika dilakukan secara terus menerus lebih baik dari pada amalan yang banyak namun terputus.
Dengan demikian amalan yang sedikit namun rutin akan memberi buah dan nilai tambah yang berlipat ganda dari pada amalan banyak yang terputus.

Terus Beribadah Hingga Ajal Menjemput
Allah Yang Maha Suci dan Maha Mulia telah berfirman kepada hamba dan RasulNya Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam :
"Beribadah kamu kepada Rabb-mu hingga datang kepadamu Al Yaqin". Ya'ni maut. (Al-Hijr: 44).
Maksud ayat ini adalah: Janganlah kamu berhenti dari beribadah sehingga kamu mati. jadikanlah batas ibadah adalah batas kehidupan.

Telah berkata hamba Allah Nabi Isa alaihi salam (dalam Al Quran), artinya: "Dan Dia telah memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku masih hidup." (Maryam: 31).
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya jika anak adam meninggal maka putus sudah amalnya.."

Maka dari sini tiada yang membatasi atau memutuskan amal ibadah kecuali bila telah datang maut. Jadi meskipun bulan Ramadhan telah berlalu maka seoarang Mukmin hendaknya jangan berhenti dari menjalankan puasa, karena masih banyak puasa-puasa yang lain yang di syariatkan dalam waktu setahun seperti puasa tiga hari dalam tiap bulan, puasa senin kamis, puasa Arofah dan lain-lain. Demikian juga meskipun qiyam di bulan Ramadhan (tarawih) telah usai maka seorang mukmin janganlah berhenti dari menjalakan shalat malam.

Maka hendaklah Anda bersemangat untuk tetap teruskan kontinyu dalam beribadah sesuai dengan kemampuan Anda, dan perlu Anda ketahui beberapa cara untuk tetap berada di atas dinnullah dan ketaatan kepada-Nya:1. Berdo'a supaya senantiasa tetap diatas agama Allah, sebagaimana Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam banyak-banyak membaca do'a, dengan sabdaNya: "Wahai dzat yang membolak-balikkan hati tetapkan-lah hatiku di atas agama-Mu (HR. At-Tirmidzi 4/390).2.

Sabar, firman Allah (Al-Ankabut: 58-59).3. Menelusuri jejak orang-orang shaleh, firman Allah (Hud: 120).4. Dzikrullah dan membaca Al-Quran.5. Mempelajari ilmu syar'i dan meng-amalkannya, firman Allah (An Nahl: 102).
Terakhir, ketahuilah bahwa termasuk ciptaan Allah adalah Surga, yang jika anda ingin mendatanginya nampak penuh dengan kesusahan, dan ciptaan Allah yang lain adalah neraka, yang jika anda mendatanginya terasa sangat menyenangkan. Surga itu dihijab dengan hal-hal yang tidak disukai hawa nafsu, sedangkan neraka dihijab dengan syahwat dan hal-hal yang menyenangkan. Maka apakah termasuk orang-orang yang berakal jika seseorang menjual surga dan seisinya dengan kesenangan yang sesaat.

Jikalau Anda berkata: "Sesungguh-nya meninggalkan syahwat (kesenang-an yang menjerumuskan) itu perkara yang susah dan sulit.  "Sesungguhnya rasa berat itu hanyalah bagi orang-orang yang meninggalkan syahwat bukan karena Allah. Adapun jika anda meninggalkannya secara sungguh-sungguh dan ikhlas, maka tidak akan terasa berat atau susah meninggalkan-nya kecuali pada awal permulaan saja, dan ini untuk menguji apakah benar-benar ingin meninggalkannnya atau hanya-main-main saja. Jika dalam masa-masa ini mau bersabar maka anda akan mendapati keutamaan dan kenikmatan dari Allah yang begitu membahagiakan, karena orang yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik.
Sebagai perumpamaan dari hal tersebut, yakni kaum muhajirin yang berhijrah meninggalkan harta mereka, tanah kelahiran mereka, kerabat dan teman, semata-mata karena Allah maka akhirnya mengganti dengan rizqi-rizqi luas di dunia dan di surga.

Nabi Ibrahim alaihis salam ketika pergi meninggalkan kaumnya, bapaknya dan apa-apa yang mereka sembah selain Allah, akhirnya Allah memberikan putra Ishaq alaihis salam dan Yakub alaihis salam serta anak turunan yang shaleh, Nabi Yusuf alaihis salam juga manakala ia bisa menahan nafsu dan menjaganya agar tidak tergoda rayuan dari majikannya. Dan ia bersabar di dalam penjara, ia lebih suka kepada penjara tersebut agar menjauhkan diri dari lingkaran kejahatan dan fitnah. Maka akhirnya Allah mengganti dengan kedudukan yang mulia di muka bumi. (Sumber; Wa Madza ba'da Ramadhan)

Rumah tangga sakinah bagi laki-laki

Laki-laki adalah bakal menjadi pemimpin dalam rumah tangganya, ia punya kewajiban mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya. Alloh SWT dalam hal ini berfirman:
Laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Alloh telah melebihkan sebagian dari mereka atas sebagian yang lainnya dan karena mereka telah membelanjakan sebagian harta mereka. (Qs. an-Nisaa’: 34).

Menikah bukan hanya masalah mampu mencari uang, walaupun ini juga penting, tapi bukan yang terpenting. Suami bekerja keras membanting tulang memeras keringat untuk mencari rezeki yang halal tetapi ternyata tidak mampu menjadi pemimpin bagi keluarganya.  Ini tidak boleh terjadi, karena Allah berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. (Qs. at-Tahriim: 6).

Suami juga harus mempergauli istrinya dengan baik:
Dan pergauilah isteri-isteri kalian dengan baik. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. (Qs. an-Nisaa’: 19).

Dalam satu kisah diceritakan, pada suatu hari istri-istri Rasul berkumpul ke hadapan suaminya dan bertanya, “Diantara istri-istri Rasul, siapakah yang paling disayangi?” Rasulullah Saw hanya tersenyum lalu berkata, “Aku akan beritahukan kepada kalian nanti.“  Setelah itu, dalam kesempatan yang berbeda, Rasulullah memberikan sebuah cincin kepada istri-istrinya seraya berpesan agar tidak memberitahu kepada istri-istri yang lain. Lalu suatu hari hari para istri Rasulullah itu berkumpul lagi dan mengajukan pertanyaan yang sama.

Lalu Rasulullah Saw menjawab, “Yang paling aku sayangi adalah yang kuberikan cincin kepadanya.” Kemudian, istri-istri Nabi Saw itu tersenyum puas karena menyangka hanya dirinya saja yang mendapat cincin dan merasakan bahwa dirinya tidak terasing.
Bahkan tingkat keshalihan seseorang sangat ditentukan oleh sejauh mana sikapnya terhadap istrinya. Kalau sikapnya terhadap istri baik, maka ia adalah seorang pria yang baik. Sebaliknya, jika perlakuan terhadap istrinya buruk maka ia adalah pria yang buruk.

Hendaklah engkau beri makan istri itu bila engkau makan dan engkau beri pakaian kepadanya bilamana engkau berpakaian, dan janganlah sekali-kali memukul muka dan jangan pula memburukkan dia dan jangan sekali-kali berpisah darinya kecuali dalam rumah. [al-Hadits].
Orang yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik perlakuannya terhadap keluarganya. Sesungguhnya aku sendiri adalah yang paling baik diantara kalian dalam memperlakukan keluargaku. [al-Hadits].

Begitulah, suami janganlah kesibukannya mencari nafkah di luar rumah lantas melupakan tanggung jawab sebagai pemimpin keluarga. Suami berkewajiban mengontrol dan mengawasi anak dan istrinya, agar mereka senantiasa mematuhi perintah Allah, meninggalkan larangan Allah swt sehingga terhindar dari siksa api neraka. Ia akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah jika anak dan istrinya meninggalkan ibadah wajib, melakukan kemaksiatan, membuka aurat, khalwat, narkoba, mencuri, dan lain-lain.
Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya. [HR. Bukhari].

tapi yang jelas menikah dulu..baru menciptakan keluarga "samawa"...
semoga bermanfaat.

Rumah Tangga Sakinah Bagi Seorang Wanita

Rumah Tangga Sakinah Bagi Seorang Wanita

Bagi seorang wanita mukminah, pernikahan adalah salah satu perwujudan Sunnah Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam dan sarana untuk mencapai keridhaan-Nya. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Nikah adalah sunnahku. Barangsiapa yang tidak mengamalkan sunnahku maka bukanlah termasuk golonganku. Menikahlah, karena aku akan bangga dengan banyaknya jumlah kalian di hadapan umat lain di hari kiamat. Barangsiapa yang telah memiliki modal, hendaklah ia menikah. Dan barangsiapa yang tidak mampu, hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu penekan hawa nafsunya” (HR. Ibnu Majah).

Jika seseorang meniatkan di awal pernikahannya sebagai satu niat untuk beribadah kepada-Nya, meninggalkan zina, dan mendekatkan diri kepada-Nya; maka dia akan memperoleh pahala sesuai dengan apa yang ia niatkan itu. Sebaliknya, jika ia mempunyai niat di awal pernikahannya hanya sekedar untuk mencari harta, pangkat, kedudukan, atau popularitas; maka ia akan mendapat balasan sesuai dengan apa yang dia niatkan. Bahkan dosa jika yang ia niatkan tersebut merupakan maksiat.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niat dan seseorang hanya akan mendapatkan sesuai dengan apa yang niatkan” (HR. Bukhari dan Muslim)

Tanggung Jawab Istri pada Diri Sendiri
Diantara tanggung jawab istri kepada diri sendiri diantaranya adalah :

1. Menuntut ilmu syar’i
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim” (HR. Ibnu Majah)
Yaitu :
- Ilmu tentang prinsip-prinsip ‘aqidah dan keimanan (Rukun Iman)
- Ilmu tentang apa-apa yang diwajibkan dalam rukun Islam, seperti syahadat, sholat, zakat, puasa, dan haji.
- Ilmu-ilmu penunjang yang bermanfaat lainnya.

Seorang ibu rumah tangga wajib mengetahui tentang pembatal-pembatal syahadat, wajib mengetahui bagaimana cara thaharah dan sholat yang benar, dan yang lain sebagainya. Tidak boleh terjadi pada seorang ibu bahwa ia tidak mengetahui tentang hukum-hukum haidh, padahal haidh adalah sesuatu yang rutin mendatanginya.

Bagaimana seorang ibu rumah tanga bisa menuntut ilmu di sela-sela kesibukannya mengurus rumah tangga ?
Hal yang pertama bahwa ia harus menumbuhkan perasaan butuh dan cinta kepada ilmu. Jika seseorang telah mampu menumbuhkan perasaan itu pada dirinya, maka ia akan memanfaatkan semua kesempatan dimana ia bisa memperoleh ilmu, baik dalam majelis-majelis ilmu atau membaca buku-buku.

2. Mengamalkan ilmu yang telah diperoleh.
Adalah menjadi hal yang mutlak lagi wajib untuk mengamalkan ilmu. Amal adalah buah ilmu. Barangsiapa yang berilmu namun tidak beramal, ia laksana tumbuhan yang tidak memberikan manfaat bagi makhluk hidup di sekitarnya. Ilmu bisa menjadi pembela atau malah jadi bencana bagi diri kita sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam :
“Al-Qur’an itu bisa menjadi pembela bagimu atau menjadi bencana bagimu” (HR. Muslim)

Tanggung Jawab Istri pada Suami
Tanggung jawab istri kepada suami terkait erat dengan pemenuhan hak-hak suami oleh istri. Harus menjadi satu pemahaman bahwa seorang laki-laki adalah pemimpin bagi wanita. Seorang suami adalah pemimpin bagi istri dan anak-anaknya di rumahnya. Allah swt berfirman : “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)” (QS. An-Nisaa’ : 34).

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam telah menggambarkan keagungan hak suami yang harus dipenuhi oleh istrinya dengan sabdanya : “Gambaran hak suami yang harus dipenuhi oleh istrinya adalah seandainya pada kulit suaminya itu ada borok (luka), lalu dia (istri) menjilatinya, maka dia belum benar-benar memenuhi hak suaminya” (HR. Ibnu Abi Syaibah 4/2/303 no. 17407; hasan ).

“Seandainya aku boleh menyuruh seorang manusia untuk bersujud kepada manusia lainnya, niscaya akan aku suruh seorang wanita untuk bersujud kepada suaminya” (HR. At-Tirmidzi).

Ketaatan istri kepada suaminya merupakan salah satu faktor yang akan membawanya masuk surga. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Jika seorang wanita mengerjakan sholat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya, dan taat kepada suaminya, maka akan dikatakan kepadanya : ‘Masuklah ke dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau sukai” (HR. Ibnu Hibban , shahih).

Beberapa kewajiban istri yang harus dipenuhi kepada suaminya antara lain adalah :
1. Patuh kepada perintah suami
Hushain bin Mihshan mengkisahkan : Bahwasannya bibinya pernah mendatangi Nabi shallallaahu ‘alaihi wasalam untuk satu keperluan. Setelah menyelesaikan keperluannya, maka Nabi berkata kepadanya : ‘Apakah engkau bersuami ?’. Aku menjawab : ‘Ya’. Beliau melanjutkan : ‘Bagaimana sikapmu terhadapnya ?’. Aku menjawab : ‘Aku tidak pernah membantahnya/menolaknya kecuali pada perkara yang tidak sanggup aku lakukan’. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Maka perhatikanlah sikapmu terhadapnya, karena sesungguhnya dia (suamimu) adalah surga dan nerakamu” (HR. Ahmad).

Maka, seorang istri tidak boleh taat kepada suaminya jika ia menyuruh untuk membuka jilbab, menemani seorang laki-laki yang bukan mahram tanpa ada suaminya, berbohong, dan lain-lain. Namun bukan pula berarti ia membatalkan ketaatannya secara keseluruhan. Ia tetap wajib taat pada hal-hal yang mubah dan yang disyari’atkan.

2. Tetap tinggal di rumah dan tidak keluar rumah kecuali setelah mendapat ijin dari suami.
Allah berfirman : “Dan hendaklah kamu tetap tinggal di rumah-rumah kalian dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyyah dahulu” (QS. Al-Ahzab : 33).

Tinggal di dalam rumah adalah hukum asal bagi seorang wanita. Ia tidak boleh keluar melainkan dengan sebab dan syarat. Sebabnya adalah karena hajat, dan syaratnya adalah ijin dari suami, berpakaian syar’i, tidak memakai wangi-wangian, dan yang lainnya (yang akan dijelaskan kemudian).

Untuk hal-hal yang sifatnya rutinitas dimana ia telah mendapatkan ijin dari suami secara umum, maka ia boleh keluar tanpa seijin suaminya (walau meminta ijin tetap lebih baik). Misalnya : keluar rumah untuk belanja di warung, menyapu halaman, dan lainnya.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam telah menjelaskan salah satu sebab mengapa wanita tinggal di dalam rumah : “Wanita itu adalah aurat. Apabila ia keluar rumah, maka akan dibanggakan oleh syaithan” (HR. At-Tirmidzi).
Hingga dalam permasalahan ibadah (sholat di masjid), rumah tetap lebih baik bagi seorang wanita, sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam: “Janganlah kalian melarang kaum wanita pergi ke masjid; akan tetapi sholat di rumah adalah lebih baik bagi mereka” (HR. Abu Dawud)

3. Menerima ajakan suami.
Ini hukumnya wajib. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya, namun istrinya tersebut menolak (tanpa udzur yang dibenarkan syari’at) maka para malaikat akan melaknatnya hingga waktu shubuh tiba” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

4. Tidak memasukkan seseorang ke dalam rumah kecuali dengan seijin suami.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Sesungguhnya kalian (para suami) memiliki hak yang harus dipenuhi mereka (para istri), agar mereka tidak mengijinkan seorangpun masuk ke pembaringanmu seseorang yang tidak kamu sukai” (HR. Muslim).
“Dan janganlah seorang wanita mengijinkan seseorang masuk ke dalam rumah suaminya sementara dia (suami) ada di sana, kecuali dengan ijin suaminya tersebut” (HR. Muslim).

5. Tidak bersedekah dengan harta suami kecuali mendapat ijin darinya
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Janganlah seorang wanita menginfakkan sesuatu dari rumah suaminya kecuali seijin suaminya tersebut” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

6. Berterima kasih kepada suami dan tidak mengingkari kebaikannya, serta memperlakukan suami dengan baik.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Allah tidak akan melihat kepada wanita yang tidak berterima kasih kepada suaminya, padahal ia tidak mungkin lepas dari ketergantungan padanya” (HR. Nasa’i)
Berterima kasih ini tidak hanya sebatas lisan, tapi terwujud pada penampakan rasa bahagia dan nyaman selama mendampingi suami dan melayani kebutuhannya dan kebutuhan anak-anaknya, tidak mengabaikannya, tidak mengeluh dengan segala kondisi yang dialami bersamanya, dan yang lainnya.

7. Tidak mengungkit-ungkit kebaikannya kepada suami, jika kebetulan dia menafkahi suami dan anak-anaknya.
Adakalanya seorang suami diberi cobaan berupa sakit, cacat, atau yang semisalnya sehingga ia tidak bisa memberi nafkah sebagaimana mestinya; yang dengan itu istri menjadi tulang punggung keluarga untuk mencari nafkah. Haram hukumnya mengungkit-ungkit kebaikannya itu. Allah telah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima)” (QS. Al-Baqarah : 264).

8. Selalu menjaga keutuhan rumah tangga dan tidak menuntut cerai tanpa alasan yang dibenarkan oleh syari’at.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Wanita mana saja yang menuntut cerai kepada suaminya tanpa ada masalah yang berarti (menurut kacamata syari’at), maka diharamkan baginya wangi bau surga” (HR. At-Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah , Ahmad).

Tanggung Jawab Istri pada Anak

1. Menyusui anak hingga usia dua tahun.
Allah swt berfirman: “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan” (QS. Al-Baqarah : 233).

2. Mengasuh, memperhatikan, dan memelihara anak dengan nafkah yang diberikan oleh suami.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam pernah memerintahkan kepada Hindun radliyallaahu ‘anhaa: “Ambillah dengan baik (dari harta suamimu) sebatas mencukupi keperluanmu dan anakmu” (HR. Bukhari dan Muslim).

3. Mendidik anak dengan pendidikan yang baik dan Islami.
Hal utama yang harus diberikan dan diperhatikan adalah pendidikan agama, sebab pendidikan ini merupakan dasar yang akan membentuk tingkah laku anak di kemudian hari. Penanaman aqidah tauhid yang kuat adalah mutlak diberikan. Anak harus tahu kewajiban dan tugas mengapa ia dilahirkan di muka bumi, yaitu untuk beribadah kepada Allah semata tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Juga dengan penanaman prinsip-prinsip keimanan dalam rukun iman. Kemudian diikuti dengan penanaman kewajiban yang termasuk dalam rukun Islam yang lain seperti sholat, zakat, puasa, dan haji. Dari konsep pembangunan anak yang beriman dan beramal shalih, tentu saja harapan kita kelak ia menjadi sesuatu yang berharga yang dapat bermanfaat bagi kita di akhirat. Dan itulah yang diisyaratkan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam:“Apabila seseorang meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal, yaitu : shadaqah jariyyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau anak shalih yang mendoakannya” (HR. Muslim).

Wallahu a’lam

ADAKAH YANG SALAH DALAM WUDHU KITA ?

ADAKAH YANG SALAH DALAM WUDHU KITA ?

Sebagaimana telah diketahui bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala mewajibkan shalat lima waktu kepada kita. Di antara kita ada yang baik dalam menunaikannya dan ada pula yang buruk. Oleh sebab itu, wajib bagi setiap muslim untuk bersungguh-sungguh dalam menunaikannya semaksimal mungkin, supaya sempurna amalannya, dan penuh pahalanya.
Salah satu sebab berkurangnya pahala shalat adalah apa yang terjadi pada sebagian orang yang shalat berupa perkara-perkara yang menyelisihi shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, padahal beliau telah bersabda, “Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku shalat.” (HR. al-Bukhari)

Demikian juga apa yang terjadi pada sebagian mereka berupa kesalahan dan kekurangan dalam hal berwudhu, dan tidak membaguskannya, padahal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang berwudhu seperti apa yang diperintahkan, dan shalat seperti yang diperintahkan, niscaya diampunilah dosanya yang telah lalu.” (HR. Ahmad dan an-Nasa’i).

Oleh karena itu pentingnya setiap muslim memperhatikan kesalahan-kesalahan yang biasa dilakukan dalam thaharah (bersuci), menjauhinya dan menasehati orang-orang yang terjerumus ke dalamnya supaya meninggalkannya dan agar kita semua meraih pahalanya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa menunjukkan kepada kebaikan, maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengamalkannya.”

Kesalahan Dalam Wudhu
1. Mengeraskan bacaan niat ketika berwudhu,hal ini menyelisihi sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Tidak pernah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diawal wudhunya mengucapkan, ‘Nawaitu Raf’al Hadatsi’ tidak pula, ‘(Nawaitu) Istibahaatas Shalati’ Bahkan tidak ada keterangan tentang hal itu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, satu huruf pun (hadits), baik dengan sanad shahih maupun dhaif.


2. Berdoa ketika membasuh anggota wudhu, seperti perkataan sebagian orang ketika membasuh tangan kanannya, “Allahumma A’thinii Kitaabii bi Yamiinii (artinya : Ya Allah berikanlah kepadaku catatan amalku pada hari kiamat dengan tangan kanan)”. Dan ketika membasuh wajahnya berkata, “Allahumma Bayyidh Wajhii Yauma Tabyadhdhu Wujuh (artinya : Ya Allah putihkanlah wajahku pada hari di mana wajah-wajah menjadi putih)” Sampai akhir, mereka berdalil dengan hadits Anas radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Wahai Anas, mendekatlah kepadaku, aku akan mengajarimu batasan-batasan wudhu, lalu aku mendekat kepada beliau. Maka ketika beliau mencuci tangannya beliau membaca:

بسم الله والحمد لله ولا حول ولا قوة إلا بالله
Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Ini adalah doa yang tidak ada asal-usulnya.”
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Tidak dinukil dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau mengucapkan sesuatu dalam wudhunya selain bismillah…dan setiap hadits tentang dzikir ketika wudhu, maka itu adalah dusta dan sesuatu yang mengada-ada yang tidak pernah diucapkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan juga beliau tidak pernah mengajarkannya kepada ummatnya. Dan tidak valid dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selain bacaan bismillah di awal wudhu dan doa di bawah ini di akhir wudhu,

أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له .. وأشهد أن محمداً عبده ورسوله ..اللهم اجعلني من التوابين واجعلني من المتطهرين
[r/]
3. Boros dalam menggunakan air.
Dari Anas radhiyallahu 'anhu berkata, “Dahulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mandi dengan satu sha’ (4-5 mud), dan berwudhu dengan satu mud (2 genggam telapak tangan ).” (HR. al-Bukhari).
Imam al-Bukhari rahimahullah berkata di awal Kitab Wudhu dalam kitab Shahihnya, “Para ulama memakruhkan perbuatan boros dalam berwudhu dan melebihi perbuatan Nabi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.”
Dan termasuk sikap boros adalah membuka kran besar-besar ketika berwudhu, membasuh anggota wudhu lebih dari tiga kali dan lain-lain.
4. Tidak sempurna dalam membasuh anggota wudhu dan mengakibatkan ada sebagian anggota wudhu yang tidak terbasuh oleh air. Dari Muhammad bin Ziyad, dia berkata, “Aku mendengar Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu saat itu beliau melewati kami, dan orang-orang sedang berwudhu berkata, “Sempurnakanlah wudhu kalian, sesungguhnya Abul Qasim (Rasulullah) shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Celakalah tumit-tumit (yang tidak terbasuh air ketika berwudhu) dari api neraka.” (HR. al-Bukhari).

Dan dari Khalid bin Mi’dan dari sebagian istri-istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihat seorang laki-laki yang shalat sedangkan di punggung kakinya terdapat bagian mengkilap karena tidak terbasuh oleh air wudhu seukuran uang dirham (uang logam), maka Nabi menyuruhnya untuk mengulang wudhunya.” (HR. Ahmad dengan sanad jayyid dan Abu Dawud menambahkan, “dan (mengulang) shalat”, ).
Imam asy-Syaukani rahimahullah berkata tentang hadits ini, “Hadits ini menunjukkan wajibnya mengulang wudhu dari awal, bagi orang yang yang meninggalkan membasuh anggota wudhunya sekalipun sekecil apa yang disebutkan dalam hadits.”
5. Melakukan tayamum padahal ada air dan dia mampu menggunakannya.
Ini adalah kesalahan yang sangat jelas, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, artinya, “Lalu kalian tidak mendapatkan air, maka bertayamumlah kalian dengan tanah yang suci”. (QS. an-Nisaa’: 43)
Maka ayat ini secara jelas menunjukkan bahwa tayamum tidak diperbolehkan kalau ada air dan dia mampu menggunakannya.
6. Sebagian orang tertidur di masjid, kemudian apabila iqamat dikumandangkan dia dibangunkan oleh orang di sebelahnya lalu langsung bangkit shalat tanpa berwudhu lagi. Orang yang seperti ini wajib baginya untuk berwudhu, karena dia lelap dalam tidurnya. Adapun kalau dia sekedar mengantuk dan tidur ringan sehingga masih mengetahui siapa yang ada di sekitarnya, maka tidak wajib baginya untuk berwudhu lagi.

7. Keyakinan sebagian orang bahwa wudhu tidak sempurna kecuali jika dilakukan tiga kali tiga kali, maksudnya membasuh masing-masing anggota wudhu tiga kali. Ini adalah keyakinan yang salah. Imam al-Bukhari berkata di dalam kitabnya, ‘Bab wudhu sekali sekali’ kemudian membawakan hadits dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu 'anhu “Nabi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudhu sekali sekali.”

Lalu berkata lagi, ‘Bab wudhu dua kali dua kali’, kemudian membawakan hadits dari ‘Abdullah bin Yazid radhiyallahu 'anhu, “Sesungguhnya Nabi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudhu dua kali dua kali.”
Beliau juga berkata, ‘Bab wudhu tiga kali tiga kali’, kemudian beliau membawakan hadits ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu 'anhu, “Sesungguhnya Nabi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudhu tiga kali tiga kali.” Maka hadits-hadits di atas menunjukkan bolehnya berwudhu dengan basuhan sekali sekali, dua kali dua kali, dan tiga kali tiga kali.
8. Keyakinan sebagian orang bahwasanya wajib untuk mencuci kemaluan sebelum berwudhu. Ini adalah keyakinan yang keliru, kecuali jika ia membuang hajat, maka wajib baginya untuk beristinja (cebok) dari air kencing supaya tidak tersisa tetesan air kencing di saluran kencingnya yang akhirnya menetes di celananya.

9. Membasuh leher ketika berwudhu. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Tidak ada satu pun hadits shahih dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang membasuh leher ketika berwudhu”A. (Zaadul Ma’ad 1/195)

10. Meninggalkan istinsyaq dan istintsar. Istinsyaq adalah menghirup air lewat hidung sampai ke pangkal hidung, dan Istintsar adalah mengeluarkan air yang dihirup tadi dari hidung. Sebagian kaum muslimin ketika bewudhu hanya memasukan jarinya yang basah ke dalam hidung. Dalil tentang Istinsyaq dan istintsar adalah hadits yang terdapat dalam Shahih al-Bukhari.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa berwudhu, hendaklah ia menghirup air ke hidung (dan mengembuskannya kembali).”

11. Melebihi tiga kali dalam membasuh anggota wudhu. Hal ini terjadi pada sebagian kaum muslimin, dan mereka meyakini bahwa semakin banyak membasuh anggota wudhu, maka pahalanya akan semakin banyak. Ini adalah was was dan tipu daya setan, karena mengerjakan suatu amalan yang tidak disyariatkan, maka amalan tersebut tertolak, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, “Barang siapa yang membuat perkara baru dalam agama kami yang bukan bagian darinya maka dia tertolak.” (Mutafaq ‘alaihi). Dalam riwayat Muslim, “Barang siapa yang melakukan amalan yang tidak di atas perintah kami maka tertolak.”

Sebenarnya masih banyak kekeliruan kekeliruan dalam berwudhu yang belum disampaikan dalam kesempatan kali ini. Namun kesimpulannya, bahwa setiap muslim dituntut untuk mempelajari cara wudhu yang benar sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam supaya terhindar dari segala macam kesalahan dan supaya wudhunya sah dan shalat pun menjadi sah, karena baik dan tidaknya amalan seseorang tergantung shalatnya sebagaimana hal itu telah disabdakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Wallahu A’lam.

sumber : mulyono divio

Keutamaan Puasa Enam Hari Syawal

Keutamaan Puasa Enam Hari Syawal
Abu Ayyub al-Anshari radhiallaahu 'anhu meriwayatkan, Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa berpuasa penuh di bulan Ramadhan lalu menyambungnya dengan (puasa) enam hari di bulan Syawal, maka (pahalanya) seperti ia berpuasa selama satu tahun." (HR. Muslim)

Imam Ahmad dan an-Nasa'i, meriwayatkan dari Tsauban, Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Puasa Ramadhan ganjarannya sebanding dengan (puasa) sepuluh bulan, sedangkan puasa enam hari (di bulan Syawal, pahalanya) sebanding dengan (puasa) dua bulan, maka bagaikan berpuasa selama setahun penuh." (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hubban dalam "Shahih" mereka)

Dari Abu Hurairah radhallaahu 'anhu, Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa berpuasa Ramadhan lantas disambung dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia bagaikan telah berpuasa selama setahun." (HR. al-Bazzar)

Pahala puasa Ramadhan yang dilanjutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal menyamai pahala puasa enam hari penuh, karena setiap hasanah (kebaikan) diganjar sepuluh kali kelipatannya, sebagaimana telah disinggung dalam hadits Tsauban di muka.

Membiasakan puasa setelah Ramadhan memiliki banyak manfa'at, di antaranya:
1. Puasa enam hari di bulan Syawal setelah Ramadhan, merupakan pelengkap dan penyempurna pahala dari puasa setahun penuh.

2. Puasa Syawal dan Sya'ban bagaikan shalat sunnah rawathib, berfungsi sebagai penyempurna dari kekurangan, karena pada hari Kiamat nanti perbuatan-perbuatan fardhu akan disempurnakan (dilengkapi) dengan perbuatan-perbuatan sunnah. Sebagaimana keterangan yang datang dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam di berbagai riwayat. Mayoritas puasa fardhu yang dilakukan kaum muslimin memiliki kekurangan dan ketidaksempurnaan, maka hal itu membutuhkan sesuatu yang menutupi dan menyempurnakannya.

3. Membiasakan puasa setelah Ramadhan menandakan diterimanya puasa Ramadhan, karena apabila Allah Ta'ala menerima amal seseorang hamba, pasti Dia menolongnya dalam meningkatkan perbuatan baik setelahnya. Sebagian orang bijak mengatakan, "Pahala amal kebaikan adalah kebaikan yang ada sesudahnya." Oleh karena itu barangsiapa mengerjakan kebaikan kemudian melanjutkannya dengan kebaikan lain, maka hal itu merupakan tanda atas terkabulnya amal pertama. Demikian pula sebaliknya, jika seseorang melakukan sesuatu kebaikan lalu diikuti dengan yang buruk, maka hal itu merupakan tanda tertolaknya amal yang pertama.

Puasa Ramadhan -sebagaimana disebutkan di muka- dapat mendatangkan maghfirah atas dosa-dosa masa lalu. Orang yang berpuasa Ramadhan akan mendapatkan pahalanya pada hari Raya Iedul Fithri yang merupakan hari pembagian hadiah, maka membiasakan puasa setelah Iedul Fithri merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat ini. Dan sungguh tak ada nikmat yang lebih agung dari pengampunan dosa-dosa.

oleh karena itu termasuk sebagian ungkapan rasa syukur seorang hamba atas pertolongan dan ampuan yang telah dianugerahkan kepadanya adalah dengan berpuasa setelah Ramadhan. Tetapi jika ia justru mengggantinya dengan perbuatan maksiat, maka ia termasuk kelompok orang yang membalas kenikmatan dengan kekufuran. Apabila ia berniat pada saat melakukan puasa untuk kembali melakukan maksiat lagi, maka puasanya tidak akan terkabul, ia bagaikan orang yang membangun sebuah bangunan megah lantas menghancurkannya kembali. Allah Ta'ala berfirman, "Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai berai lagi." (QS. an-Nahl: 92)

5. Dan di antara manfa'at puasa enam hari di bulan Syawal adalah amal-amal yang dikerjakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya pada bulan Ramadhan tidak terputus dengan berlalunya bulan mulia ini, selama ia masih hidup. Orang yang setelah Ramadhan berpuasa bagaikan orang yang cepat-cepat kembali dari pelariannya, yakni orang yang baru lari dari peperangan fi sabilillah lantas kembali lagi. Sebab tidak sedikit manusia yang berbahagia dengan berlalunya Ramadhan, sebab mereka merasa berat, jenuh dan lama berpuasa Ramadhan.

Barangsiapa yang mereka demikian maka sulit baginya untuk bersegera kembali melaksanakan puasa, padahal orang yang bersegera kembali melaksanakan puasa setelah Iedul Fithri merupakan bukti kecintaannya terhadap ibadah puasa, ia tidak merasa bosan dan berat apalagi benci.

Seorang ulama Salaf ditanya tentang kaum yang bersungguh-sungguh dalam ibadahnya di bulan Ramadhan tetapi jika Ramadhan berlalu mereka tidak bersungguh-sungguh lagi, beliau berkomentar, "Seburuk-buruk kaum adalah yang tidak mengenal Allah Ta'ala secara benar kecuali di bulan Ramadhan saja, padahal orang shalih adalah yang beribadah dengan sungguh-sungguh di sepanjang tahun."

Oleh karena itu sebaiknya orang yang memiliki hutang puasa Ramadhan memulai membayarnya di bulan Syawal, karena hal itu akan mempercepat proses pembebasan dirinya dari tanggungan hutangnya. Kemudian dilanjutkan dengan enam hari puasa Syawal. Dengan demikian telah melakukan puasa Ramadhan dan mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal.

Ketahuilah amal perbuatan seorang mukmin itu tidak ada batasnya hingga maut menjemputnya. Allah Ta.a'a berfirman, "Dan sembahlah Tuhan-mu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal)." (QS. al-Hijr: 99)

Dan perlu diingat pula bahwa shalat-shalat dan puasa serta shadaqah yang dipergunakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala pada bulan Ramadhan adalah disyari'atkan sepanjang tahun, karena hal itu mengandung berbagai macam manfaat, diantaranya; ia sebagai pelengkap dari kekuarangan yang terdapat pada fardhu, merupakan salah satu faktor yang mendatangkan mahabbah (kecintaan) Allah kepada Hamba-Nya, sebab terkabulnya doa, demikian pula sebagai sebab dihapuskannya dosa dan dilipatgandakannya pahala kebaikan dan ditinggikannya kedudukan.

Hanya kepada Allah tempat memohon pertolongan, shalawat dan salam semoga tercurahkan selalu keharibaan Nabi, segenap keluar dan sahabat beliau.
Sumber: Risalah Ramadhan, oleh Abdullah bin Jarullah bin Ibrahim al-Jarullah.
Sumber tulisan dari Mulyono divio

Rabu, April 11, 2012

Dale Carnegie

Bagaimana Mencari Kawan dan Memengaruhi Orang Lain
(How to Win Friends and Influence People)


Pernah baca buku ini?
Saya baru saja dihadiahi Eva sebuah buku ini.
Surprise bagaimana dia bisa memilih buku ini diantara sekian banyak buku lain yang beredar di luar sana.
But anyway.. thanks so much ya Eva for this book...

Saya suka baca buku di Bab Pengantar.. selalu menyenangkan membayangkan penulis mengucapkan kata terima kasih dan penghargaannya kepada teman-teman dan keluarga disekelilingnya.

Agar buku ini dapat sepenuhnya dimanfaatkan sebaiknya
  1. Kembangkan hasrat mendalam dan kuat untuk menguasai prinsip-prinsip hubungan manusia. 
  2. Baca setiap bab dua kali sebelum Anda melanjutkan ke bab berikutnya
  3. Pada saat Anda membaca, sering-seringlah berhenti dan tanyakan diri Anda bagaimana Anda b isa menerapkan saran-saran tersebut. 
  4. Garis bawahi setiap ide penting. (Ni saya sarankan jangan yaa.. karena akan merusak buku itu sendiri) sebaiknya sih di tulis di buku baru atau sebagai notes penting. 
  5. Telusuri lagi buku ini setiap bulan. 
  6. Terapkan prinsip-prinsip ini pada setiap kesempatan yang ada. 
  7. Buat satu permainan yang menyenangkan dari pelajaran Anda ini dengan menawarkan kepada teman Anda uang atau barang bila setiap kali mereka menangkap Anda melanggar salah satu dari prinsip-prinsip ini. 
  8. Periksa setiap minggu kemajuan apa saja yang sudah Anda buat, peningkatan apa dan pelajaran apa yang sudah Anda peroleh untuk masa depan. 
  9. Buat Catatan di belakang buku ini yang menunjukkan bagaimana dan kapan Anda sudah menerapkan prinsip-prinsip ini. 
See.. banyak banget kan yang harus dilakukan untuk bisa memperoleh manfaat dari buku ini.
Saya yang biasanya baca sekilas dan ngebut harus berulang-ulang membacanya agar prinsip yang diinginkan dapat tercapai.

Yang mau tau lebih jauh dengan prinsip-prinsip yang harus dikembangkan dalam buku ini yuuk beli bukunya di Gramedia atau toko-toko buku terdekat.

Saya bagi satu prinsip yang akan saya kuasai yaa..
#Prinsip 1 Jangan mengkritik, mencerna atau mengeluh...

Do it!
Just Do it!

Selasa, April 03, 2012

Promo April C4 2012

Dear All
Temen-temen yang baru mau gabung, atau sudah gabung dan mau aktif lagi di bisnis ini check it out ya..
Ada promo terbaru yang lagi heboh..
Yuk kita naik level berjamaah dan suksesnya berjamaah..
Uda bosan kan liat time line fb temen-temen d'bcn yang sukses?
Yuuk kita bikin time line sukses kita sendiri..

Yang mau ikut saya, kerjanya harus berani ya..
Berani melawan kegalauan diri sendiri tentunya..

Ini dia promonya

Promo order bulan April grab it fast



Uda bosen dengan gaji yang numpang lewat melulu?
Cobain deh bisnis yang sedang saya tekuni ini..
Jika dikerjakan dengan serius dan penuh motivasi bisnis, hasilnya akan mengejutkan anda semua..
http://www.dbc-network.com/index.php?id=tynnimutz

Tentukan masa tua Anda dari sekarang!
Kerja dan Kerja Cerdas..

Tynn

Senin, April 02, 2012

Lion Kids.. Eh Lion King dink..

Foto ini aku dapet dari Yahoo.com, yang lagi ngebahas foto-foto lion masai mara yang diambil oleh duo kakak beradik Matt and Will dari mana ya lupa euy.. menggunakan camera beetlecam yang dipasang pada mobil-mobilan yang bisa dikendalikan dari jarak jauh.
 
Kalau melihat hasil foto-fotonya baguus banget.. Liat aja buktinya niy yaa.. Lion jadi imut-imut deh.. gemes ngeliatnya..

anak singa imut2..


Ini dia nih fotografernya Will - Matt


Nyang ini bapaknya lion.. ga berani saia..

Me time.. what do you looking at?

I'm Hungry mom...

Hujaan turun lagiii...

Pagi ini berasa banget aura malasnya..
Mana badan sakit-sakit smua, kayak pekerja kelas berat aja rasanya..
Setiap seminggu sekali mondar mandir bolak balik Pulang Pisau - Banjarmasin.
Tujuannya emang wajib sih, karena kan buat menimba ilmuuu... he...

Yang terasa capek banget ya ketika hujan seperti ini..
pas lagi berkendaraan naik motor, di antara lengangnya jalan raya dan ga ada tempat buat berteduh..
terpaksa berdamai dengan hujan..
air hujan masuk ke mata, ke hidung, apalagi ke baju.. udah basah kuyup dah jadinya..

Kalo sudah begini, pasti langsung ingat balik ke motivasi awal.
Yaitu buat menimba ilmu, semangad buat belajar, mumpung usia masih muda.. dan produktif.
Jadi, ketika udah nyampe Banjarmasin, yang ada hanya perasaan puas uda bisa menghalau galau di hati karena kehujanan..

Karena kuliah dan belajar itu ternyata butuh modal!
Modal untuk berani bertanggung jawab, berani bertindak dan berani mengambil resiko.
Modal untuk biaya makan minum dan semuanya..
Modal yang sangat mahal jika ditilik dari pendapatan yang tak seberapa..
Namun, dengan azzam yang kuat, semoga semuanya bisa dimudahkan Allah SWT. Amiin...

Dengan banyaknya motivasi dari diri sendiri, seharusnya sudah bisa menghalau keraguan bahwa saya bisa menjadi Senior Manager, bahwa saya bisa membantu teman-teman untuk bisa meraih impiannya.

Untuk itu, dengan berbesar hati, saya tetap akan berjuang dan bekerja lebih cerdas untuk meraih impian saya..
Salah satunya yang paling urgent adalah punya rumah dan mobil. Ya, dengan dua investasi itulah hidup rasanya lebih mantap..Punya mobil, ga bakalan kehujanan dan kepanasan kalo mau kuliah..

Bersyukur selama ini tubuh dan body tetap semangad untuk mengejar cita-cita.
Akan tetap selalu diingat bahwa tidak ada yang bisa merubah nasibnya kecuali dia sendiri mengusahakannya.
Terlahir dari keluarga miskin bukan menjadi masalah, namun yang jadi masalah apakah kita tetap akan menjadi miskin walaupun sudah punya ilmu pengetahuan untuk merubahnya?
Wallahu'alam..

Yang jelas teman-teman yang sedang berjuang dalam hidupnya..
Ingat lah selalu bahwa nanti hasilnya akan berbuah manis..
Di masa tua punya kenangan bahwa masa muda tak dihabiskan dengan percuma..

Semangadd!!!
Go SM
tynn...


Selasa, Februari 07, 2012

Gara2 Inet di Kantor Ngadat

Gara-garanya internet di kantor ngadat dan ga pernah running lagi, jadinya susah mo upload tulisan dan lain-lain. Bahkan ampir lupa sama passwordnya, untungnya uda bisa lagi nih diakalin pake yang berbayar.

Glekh...
Aku ketinggalan banyak nih sama temen-temen sesama dbcn yang uda fight for 2011. Masih stuck di level yang sama dan belum beranjak. Karena banyak alasan, makanya banyak ketinggalan deh,...

My bizniz

banner daftar

Find this

Follow Me